PERSONAL BLOG BAGUS VIRGIAWAN as Indonesian Blogger - http://bagusoutsiders.blogspot.com
SELAMAT DATANG DI BLOG PARA OUTSIDERS LADY ROSE DAN SENI BUDAYA, INDONESIA

Minggu, 20 Desember 2009

Bagaimanakah Kita Menyikapi Tahun Baru Masehi?

Diantara kebiasaan orang dalam memasuki tahun baru di berbagai belahan dunia adalah dengan merayakannya, seperti begadang semalam suntuk, pesta kembang api, tiup terompet pada detik-detik memasuki tahun baru, wayang semalam suntuk bahkan tidak ketinggalan dan sudah mulai ngetrend di beberapa tempat diadakan dzikir berjama’ah menyongsong tahun baru. Sebenarnya bagaimana Islam memandang perayaan tahun baru?
Bolehkah Merayakannya?
Tahun baru tidak termasuk salah satu hari raya Islam sebagaimana ‘Iedul Fitri, ‘Iedul Adha ataupun hari Jum’at. Bahkan hari tersebut tergolong rangkaian kegiatan hari raya orang-orang kafir yang tidak boleh diperingati oleh seorang muslim.
Suatu ketika seorang lelaki datang kepada Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam untuk meminta fatwa karena ia telah bernadzar memotong hewan di Buwanah (nama sebuah tempat), maka Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam menanyakan kepadanya: “Apakah disana ada berhala sesembahan orang Jahiliyah?” Dia menjawab, “Tidak”. Beliau bertanya, “Apakah di sana tempat dirayakannya hari raya mereka?” Dia menjawab, “Tidak”. Maka Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Tunaikan nadzarmu, karena sesungguhnya tidak boleh melaksanakan nadzar dalam maksiat terhadap Allah dan dalam hal yang tidak dimiliki oleh anak Adam”. (Hadits Riwayat Abu Daud dengan sanad yang sesuai dengan syarat Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan terlarangnya menyembelih untuk Allah di tempat yang bertepatan dengan tempat yang digunakan untuk menyembelih kepada selain Allah, atau di tempat orang-orang kafir merayakan pesta atau hari raya. Sebab itu berarti mengikuti mereka dan menolong mereka di dalam mengagungkan syi’ar-syi’ar kekufuran. Perbuatan ini juga menyerupai perbuatan mereka dan menjadi sarana yang mengantarkan kepada syirik. Apalagi ikut merayakan hari raya mereka, maka di dalamnya terdapat wala’ (loyalitas) dan dukungan dalam menghidupkan syi’ar-syi’ar kekufuran. Akibat paling berbahaya yang timbul karena berwala’ terhadap orang kafir adalah tumbuhnya rasa cinta dan ikatan batin kepada orang-orang kafir sehingga dapat menghapuskan keimanan.
Keburukan yang Ditimbulkan
Seorang muslim yang ikut-ikutan merayakan tahun baru akan tertimpa banyak keburukan, diantaranya:
Merupakan salah satu bentuk tasyabbuh (menyerupai) dengan orang-orang kafir yang telah dilarang oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam.
Melakukan amal ketaatan seperti dzikir, membaca Al Qur’an, dan sebagainya yang dikhususkan menyambut malam tahun baru adalah pebuatan bid’ah yang menyesatkan.
Ikhtilath (campur baur) antara pria dan wanita seperti yang kita lihat pada hampir seluruh perayaan malam tahun baru bahkan sampai terjerumus pada perbuatan zina, Na’udzubillahi min dzaalika…
Pemborosan harta kaum muslimin, karena uang yang mereka keluarkan untuk merayakannya (membeli makanan, bagi-bagi kado, meniup terompet dan lain sebagainya) adalah sia-sia di sisi Allah subhanahu wa ta’ala. Serta masih banyak keburukan lainnya baik berupa kemaksiatan bahkan kesyirikan kepada Allah. Wallahu a’lam…
Read More … Bagaimanakah Kita Menyikapi Tahun Baru Masehi?

Jumat, 18 Desember 2009

Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi

Mereka yang mengharamkan perayaan malam tahun baru masehi, berhujjah dengan beberapa argumen.

a. Perayaan Malam Tahun Baru Adalah Ibadah Orang Kafir
Bahwa perayaan malam tahun baru pada hakikatnya adalah ritual peribadatan para pemeluk agama bangsa-bangsa di Eropa, baik yang Nasrani atau pun agama lainnya.
Sejak masuknya ajaran agama Nasrani ke eropa, beragam budaya paganis (keberhalaan) masuk ke dalam ajaran itu. Salah satunya adalah perayaan malam tahun baru. Bahkan menjadi satu kesatuan dengan perayaan Natal yang dipercaya secara salah oleh bangsa Eropa sebagai hari lahir nabi Isa.
Walhasil, perayaan malam tahun baru masehi itu adalah perayaan hari besar agama kafir. Maka hukumnya haram dilakukan oleh umat Islam.


b. Perayaan Malam Tahun Baru Menyerupai Orang Kafir
Meski barangkali ada yang berpendapat bahwa perayaan malam tahun tergantung niatnya, namun paling tidak seorang muslim yang merayakan datangnya malam tahun baru itu sudah menyerupai ibadah orang kafir. Dan sekedar menyerupai itu pun sudah haram hukumnya, sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
من تشبه بقوم فهو منهم

Siapa yang menyerupai pekerjaan suatu kaum (agama tertentu), maka dia termasuk bagian dari mereka.


c. Perayaan Malam Tahun Baru Penuh Maksiat
Sulit dipungkiri bahwa kebanyakan orang-orang merayakan malam tahun baru dengan minum khamar, berzina, tertawa dan hura-hura. Bahkan bergadang semalam suntuk menghabiskan waktu dengan sia-sia. Padahal Allah SWT telah menjadikan malam untuk berisitrahat, bukan untuk melek sepanjang malam, kecuali bila ada anjuran untuk shalat malam.
Maka mengharamkan perayaan malam tahun baru buat umat Islam adalah upaya untuk mencegah dan melindungi umat Islam dari pengaruh buruk yang lazim dikerjakan para ahli maksiat.


d. Perayaan Malam Tahun Baru Adalah Bidah
Syariat Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW adalah syariat yang lengkap dan sudah tuntas. Tidak ada lagi yang tertinggal.
Sedangkan fenomena sebagian umat Islam yang mengadakan perayaan malam tahun baru masehi di masjid-masijd dengan melakukan shalat malam berjamaah, tanpa alasan lain kecuali karena datangnya malam tahun baru, adalah sebuah perbuatan bid’ah yang tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah SAW, para shahabat dan salafus shalih.
Maka hukumnya bid’ah bila khusus untuk even malam tahun baru digelar ibadah ritual tertentu, seperti qiyamullail, doa bersama, istighatsah, renungan malam, tafakkur alam, atau ibadah mahdhah lainnya. Karena tidak ada landasan syar’inya.
Read More … Hukum Merayakan Tahun Baru Masehi

Rabu, 16 Desember 2009

"Superman Is Dead" Gelar Konser Tanpa Dibayar

Jum'at, 11 Desember 2009 20:17 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta - Superman Is Dead bukan sekedar band yang memainkan musik hanya untuk musik. Band ini punya misi pendidikan di balik raungan musiknya yang keras. Maka, ketika Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) mengajaknya untuk memperingati hari Hak Asasi Manusia sedunia besok di Taman Ismail Marzuki, band asal pulau dewata ini langsung menyatakan setuju. Menariknya, band yang beranggotakan Bobby Kool, vokalis sekaligus gitaris, Jerinx, penggebuk drum, dan Eka Rock, pembetot bass, tidak mematok bayaran. Band ini hanya meminta jaminan transportasi dan akomodasi selama ada di Jakarta. “Biar bagaimanapun kami juga butuh tempat buat istirahat dan tidur sejenak. Bali-Jakarta jauh sobat,” jawab dia kepada Tempo di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat, (11/12). Bersama lembaga pegiat kemanusiaan tersebut, SID akan menggelar panggung di pelataran TIM. Selain membawakan 15 lagu, band ini juga akan menyelipkan orasi kepada masyarakat dan pemerintah untuk menghargai perbedaan. “Kita akan mengajak Outsiders dan Lady Rose (sebutan fan SID) untuk menghargai sesama,” timpal Bobby Kool. Menurut Bobby Kool, antara SID dan lembaga tersebut mempunyai visi yang sama dalam melihat kenyataan Indonesia saat ini. “Kita melihat ketidakadilan masih ada di negeri ini seperti kemiskinan dan ada upaya penyeragaman kepada seluruh rakyat. Itu bisa dilihat pada UU pornografi,” tambah vokalis itu lagi. Bagi SID, pagelaran tersebut bertujuan mengingatkan kepada pemerintah dan masyarakat bahwa seharusnya HAM harus dihormati. Karena, selama ini sebenarnya pelanggaran HAM di Indonesia masih terus berlangsung. “Dan selama ada ketidakadilan dan pelanggaran, SID akan terus menyuarakan kritik melalui musik kerasnya,” ungkap Eka Rock.

di ketik ulang oleh : Admin (Outsiders)
Read More … "Superman Is Dead" Gelar Konser Tanpa Dibayar

Hukum Perayaan Tahun Baru

Pada saat pergantian tahun, kita akan menyaksikan betapa gencarnya liputan media massa dalam rangka menyambut datangnya tahun 2010M. Terlihat bahwa masyarakat bersuka cita menggantungkan harapan-harapan dengan adanya hal itu.
Sebelum membahas lebih jauh tentang hukum perayaan menyambut tahun baru, mari kita simak terlebih dahulu sejarah penetapan tahun 1 januari sebagai pertanda tahun baru.
Bila melongok sejarahnya, penetapan 1 Januari sebagai pertanda Tahun Baru bermula pada abad 46 Sebelum Masehi (SM). Ketika itu Kaisar Julius Caesar membuat kalender Matahari. Kalender yang dinilai lebih akurat ketimbang kalender-kalender lain pernah dibuat sebelumnya.
Sebelum Caesar membuat kalender Matahari, pada abad 153 SM, Janus seorang pendongeng di Roma yang menetapkan awal mula tahun. Dengan dua wajahnya, Janus mampu melihat kejadian di masa lalu dan masa depan. Dialah yang menjadi simbol kuno resolusi (sebuah pencapaian) Tahun Baru. Bangsa Roma berharap dengan dimulainya tahun yang baru, kesalahan-kesalahan di masa lalu dapat dimaafkan. Sebagai penebus dosa, tahun baru juga ditandai dengan tukar kado.Setelah menyimak sejarahnya, marilah kita lihat dalil-dalil dari Kitabullah, as-Sunnah dan atsar-atsar yang shahih yang melarang untuk menyerupai orang-orang kafir di dalam hal yang menjadi ciri dan kekhususan mereka.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa tahun baru masehi awalnya merupakan suatu ritual Bangsa Roma, dan bahkan dianggap sebagai penebus dosa.
Tahun baru merupakan suatu hari yang datang kembali dan terulang, yang diagung-agungkan oleh orang-orang kafir. Atau sebutan bagi tempat orang-orang kafir dalam menyelenggarakan perkumpulan keagamaan. Jadi, setiap perbuatan yang mereka ada-adakan di tempat-tempat atau waktu-waktu seperti ini maka itu termasuk hari besar mereka. Karenanya, larangannya bukan hanya terhadap hari-hari besar yang khusus buat mereka saja, akan tetapi setiap waktu dan tempat yang mereka agungkan yang sesungguhnya tidak ada landasannya di dalam agama Islam, demikian pula, perbuatan-perbuatan yang mereka ada-adakan di dalamnya juga termasuk ke dalam hal itu. Ditambah lagi dengan hari-hari sebelum dan sesudahnya yang nilai religiusnya bagi mereka sama saja sebagaimana yang disinggung oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah. Di antara ayat yang menyebutkan secara khusus larangan menyerupai hari-hari besar mereka adalah firmanNya.

"Dan orang-orang yang tidak menyaksikan az-zuur." [Al-Furqan : 72]
.
Ayat ini berkaitan dengan salah satu sifat para hamba Allah yang beriman. Sekelompok ulama seperti Ibnu Sirin, Mujahid dan Ar-Rabi’ bin Anas menafsirkan kata "Az-Zuura" (di dalam ayat tersebut) sebagai hari-hari besar orang kafir.
Dalam hadits yang shahih dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, Saat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, mereka memiliki dua hari besar untuk bermain-main. Lalu beliau bertanya, "Dua hari untuk apa ini ?". Mereka menjawab, "Dua hari di mana kami sering bermain-main di masa Jahiliyyah". Lantas beliau bersabda."Artinya :

Sesungguhnya Allah telah menggantikan bagi kalian untuk keduanya dua hari yang lebih baik dari keduanya : Iedul Adha dan Iedul Fithri"

Demikian pula terdapat hadits yang shahih dari Tsabit bin Adl-Dlahhak Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya dia berkata, "Seorang laki-laki telah bernadzar pada masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyembelih onta sebagai qurban di Buwanah. Lalu dia mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sembari berkata.
"Artinya : Sesungguhnya aku telah bernadzar untuk menyembelih onta sebagai qurban di Buwanah. Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya, ‘Apakah di dalamnya terdapat salah satu dari berhala-berhala Jahiliyyah yang disembah ? Mereka menjawab, ‘Tidak’. Beliau bertanya lagi. ‘Apakah di dalamnya terdapat salah satu dari hari-hari besar mereka ?’. Mereka menjawab, ‘Tidak’. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tepatilah nadzarmu karena tidak perlu menepati nadzar di dalam berbuat maksiat kepada Allah dan di dalam hal yang tidak dipunyai (tidak mampu dilakukan) oleh manusia"

Umar bin Al-Khaththtab Radhiyallahu ‘anhu berkata, "Janganlah kalian mengunjungi kaum musyrikin di gereja-gereja (rumah-rumah ibadah) mereka pada hari besar mereka karena sesungguhnya kemurkaan Allah akan turun atas mereka"
Dia berkata lagi, "Hindarilah musuh-musuh Allah pada momentum hari-hari besar mereka"
Dan dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, "Barangsiapa yang berdiam di negeri-negeri orang asing, lalu membuat tahun baru dan festifal seperti mereka serta menyerupai mereka hingga dia mati dalam kondisi demikian, maka kelak dia akan dikumpulkan pada hari kiamat bersama mereka"
.
Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan di atas, maka tidak boleh hukumnya seorang Muslim yang beriman kepada Allah sebagai Rabb dan Islam sebagai agama serta Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, mengadakan perayaan-perayaan hari-hari besar yang tidak ada landasannya dalam Agama Islam, termasuk diantaranya pesta ‘Tahun Baru’. Juga, tidak boleh hadir pada acaranya, berpartisipasi dan membantu dalam pelaksanaannya dalam bentuk apapun karena hal itu termasuk dosa dan melampaui aturan-aturan Allah sedangkan Allah sendiri terlah berfirman, "Dan janganlah bertolong-tolongan di atas berbuat dosa dan melampaui batas, bertakwalah kepada Allah karena sesungguhnya Allah amat pedih siksaanNya" [Al-Maidah : 2]
Namun sangat disayangkan masih banyak di antara kaum muslimin yang meniru-niru perayaan mereka. Bahkan ada yang ikut serta merayakan hari raya mereka. Di antaranya ada yang memberikan ucapan selamat atau ikut meramaikannya dengan berbagai acara seperti meniup terompet pada malam tahun baru dan yang semisalnya. Serta memasang hiasan-hiasan di rumahnya pada saat perayaan mereka.

Ini bukan berarti kaum muslimin mengabaikan serta tidak mengambil pelajaran dari peristiwa-peristiwa tersebut. Bahkan kaum muslimin senantiasa dituntut untuk selalu mengisi hari-harinya dengan kegiatan yang bermanfaat dan diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun (hal ini dilarang) karena perayaan adalah salah satu bentuk ibadah yang tidak boleh dikhususkan dengan dilakukan secara berulang-ulang (ditradisikan, red) kecuali ada perintah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala atau Rasul-Nya.

Jika orang-orang terbaik dari umat ini (Rasul dan para sahabat) tidak melakukannya, lalu apa yang menyebabkan seseorang melakukannya? Apakah dirinya merasa lebih tahu dan lebih tinggi ilmunya dari para shahabat? Ataukah dia menganggap para shahabat lebih tahu namun mereka tidak mau mengamalkan ilmunya?

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.
Wa Shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammad Wa Alihi Wa Shahbihi.
Read More … Hukum Perayaan Tahun Baru

Minggu, 06 Desember 2009

ANGELS AND THE OUTSIDER-NYA SUPERMAN IS DEAD LAUNCHING BALI-JAVA

Album paling gress dari Superman is Dead “Angels and The Outsiders” telah dilaunching pada tanggal 1 Maret 2009 lalu, di Blue Eyes Cafe Bali. Perhelatan ini adalah official launching party, dan sebagai tuan rumah di negeri sendiri, SID memberikan yang terbaik dan yang terbaru dengan seluruh kemampuan bermusik yang dimilikinya. Format 100 % full sound benar-benar menghentak dibarengi aksi panggung SID dan para pendukung album Angels and The Outsiders. Namun fantastik bukan hanya itu, tersiar kabar album yang baru dirilis ini dalam 3 minggu ini telah mampu menembus angka penjualan lebih dari 10.000 buah. Sebuah angka fantastis yang membuat jantung Lia Pasaribu, sang manager berdebar kencang.
Belum lagi sambutan luar biasa seusai official launching di Bali. Di Jakarta dalam sebuah acara TV live di salah satu stasiun TV swasta di pagi hari membuat produser acaranya was was ketika harus memutuskan time extention karena permintaan penonton menambah satu lagu lagi. Antara keputusan “stupid” karena menyalahi aturan slot waktu dan keputusan “smart” memenuhi keinginan pemirsa yang demikian menggebu.
Superman Is Dead menyambangi penyuka musik dan bandnya di Jakarta, Bogor, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya dalam rangkaian launching album Angels and The Outsiders dengan melakukan live concert dan wawancara radio dan TV. Management SID mengabarkan langsung bagaimana sebuah suasana wawancara radio yang dilakukan dengan jenaka dan penuh kelakar ini direspon dengan demikian banyaknya melalui telpon dan sms sementara di halaman studio sendiri telah dipenuhi para penggemar SID.
Sesuai dengan janji yang disebutkan dalam siaran persnya, SID akan memberikan sesuatu yang baru dan terbaik dalam album ini, maka tidak heran jika warna album ini berbeda karena mendapat sentuhan warna beragam musisi seperti Eric Sondhy, Hendra Telephone, Sekaa gong Tonja dan Komang Sinatra yang secara keseluruhan membuat tampilan SID menjadi lebih rich.
Saat berita ini disampaikan, program launching SID baru sampai di Jakarta, artinya masih ada beberapa kota lagi yang masih harus dilakoni SID hingga program ini usai. Terbayang sebuah perjalanan melelahkan, namun akan penuh arti hingga nanti kembali ke Bali.
Read More … ANGELS AND THE OUTSIDER-NYA SUPERMAN IS DEAD LAUNCHING BALI-JAVA

Selasa, 01 Desember 2009

Kapitalisme di Mata 3 Pelukis

Lima kurcaci itu tertawa memperlihatkan gigi putihnya. Mereka tampak bercanda di antara dua buah dadu yang ukurannya jauh lebih besar. Para kurcaci yang digambarkan berambut panjang ini berdiri di atas sebuah papan yang penuh dengan angka-angka.

Berbeda dengan dadu pada umumnya, pada dadu ini, ada peta dunia. Peta berwarna merah putih itu tampak pada dua dadu itu di sisinya yang berbiji satu. Salah seorang di antara kurcaci itu menunjuk pada dadu tersebut.

Sekilas lukisan bertajuk “Dunia dalam Permainan” (Playing with The World) karya Ahmad Syahbandi ini memang terlihat jenaka. Namun, tidak perlu waktu lama untuk mengatakan lukisan cat minyak di atas kanvas itu ternyata sangat ‘cerewet’.

Karya itu merupakan pemahaman Ahmad kondisi perekonomian dunia saat ini. Buat dia, masalah kapitalisme liberal atau kekuatan pemodal sangat mengusiknya. Figur kurcaci yang digambarkan tertawa itu dia ibaratkan masyarakat pada umumnya. Mereka tidak sadar dan tetap gembira menjalani kehidupan atau menjadi bagian dari kapitalisme itu sendiri.

Hal serupa tampak dalam delapan lukisan lainnya yang dipajang di Bale Tonggoh, Selasar Sunaryo Art Space, Bandung pada pameran “3 Menguak Asa”. Selain Ahmad, ada Masriel dan Zirwen Hazri yang ikut pameran sejak tanggal 14 hingga 31 Agustus 2009 ini.

Masriel, yang pernah menuntut ilmu di Institut Seni Indonesia, Yogyakarta menjadikan kertas sebagai bagian penting dari tiga karyanya.

Lewat karya “The Gossip”, dia menggambarkan sebuah televisi yang terbuat dari kertas. Tepat pada bagian kacanya, ada dua presenter dalam gaya kartun. Agar menyerupai siaran televisi pada umumnya, di bagian bawahnya ada simbol berjalan seperti informasi saham, lengkap dengan tanda panah ke atas dan ke bawah.

Karya berikutnya yang menarik untuk dilirik adalah “Every Shoe Has its Own Story”. Lukisan akrilik di atas kanvas berukuran 165 sentimeter x 195 sentimeter itu tampak begitu nyata. Sepasang sepatu dari kertas yang menjadi obyek utama dalam karya itu seperti terpisah dari latarnya yang berupa peta dunia. Tepat di bagian alas sepatu itu, Masriel menggambarkan denah jalan dan sungai secara detil.

Asmudjo J. Irianto dalam esai pengantar pameran ini mengungkapkan karya-karya pelukis yang sempat menggelar pameran tunggal di tahun 2003 silam itu secara cerdik memanfaatkan seni lukis untuk ‘melindungi’ keremehtemehan obyek yang jadi pokok dalam lukisannya.
Pada karya “The Gossip”, Masriel seakan-akan ingin mengolok-olok siaran televisi. Buatnya, televisi kertas itu sesuatu yang tidak berharga. “Tidak bisa disangkal kalau televisi itu adalah ujung tombak kapitalisme,” tulis Asmudjo.

Menurutnya penggambaran televisi dan sepatu dari kertas itu mengajak kita untuk berpikir lebih dalam mengenai makna kertas. Kertas itu kerap ditengarai merefleksikan identitas peradaban atau kebudayaan. “Tentu saja, sepatu, dan kertas adalah representasi yang telak mengenai perjalanan manusia.”

Dari ketiga pelukis itu, bisa dibilang karya Zirwen Hazri yang paling tenang dari sisi visual. Asmudjo menyangka karena Zirwen hingga saat ini masih tinggal di Padang. Meski begitu bukan berarti karya lulusan bagian seni rupa Universitas Negeri Padang ini sepi dari pemaknaan.

Tengok saja karyanya bertajuk “Menopang Alam” yang menggambarkan seorang anak yang bercelana pendek tengah memanggul beban berupa batu dan pepohonan layaknya hutan. Dia ingin bercerita persoalan beban yang mungkin harus dipikul oleh anak cucu kita apabila sumber daya alam terus menerus diekploitasi demi kepentingan pemodal.

Asmudjo mengungkapkan karya ketiga seniman ini mengajak masyarakat lebih dalam memahami persoalan kebudayaan global. Karena saat ini tidak mungkin menolak dan melawan kapitalisme global. Salah satu solusinya adalah secara cerdas ikut bermain dan menjadi pemenang dalam persaingan global. “Paling tidak kita mampu menyaring pengaruh buruk,” tuturnya.
Read More … Kapitalisme di Mata 3 Pelukis

Actors Unlimited dan Kegetiran Perang

Actors Unlimited (AUL) dalam usia ke-10 menyuguhkan pementasan teater karya Bertolt Brecht “Ibu Pemberani dan Anak Anaknya yang Mati”, di G.K Sunan Ambu (30/09/09).
Naskah Jerman ini disadur bebas oleh sutradara Fathul A. Husein. Pementasan ini diselenggarakan dalam rangkaian acara “The first Invitation To The Theatre” STSI Bandung (28/09-30/10).
Pertunjukan “Ibu Pemberani dan Anak anaknya yang Mati” dipentaskan dengan bentuk teater realisme sosialis. Wajah ironis suasana perang dan kematian telah tampak dari adegan awal. Seperti saat adegan Ibu pemberani menarik gerobak dengan ketiga anak-anaknya yang terbujur kaku dengan kata-kata penyesalan.
Setting, detail, corak warna gelap, suara-suara dentuman kerap terdengar setiap adegan dan sesekali lantunan musik sarirosa mendukung suasana tragis sepanjang pertunjukan.
“Ibu Pemberani dan Anak anaknya yang Mati” membuka tabir sebenarnya. Perang, tidak hanya pelbagai persoalan tentara, pertarungan, kekalahan, kemenangan dan korban. Pementasan ini membuka dikotomi baru, dimana bisnis demi memenuhi rasa lapar ternyata dimanfaatkan dalam suasana perang.
Ibu pemberani (Retno Dwimarwati) bersama dua anaknya, Perkasa (Irwan Jamal) dan Jantan (Kemal Ferdiansyah) dan seorang anak perempuan, Laila (Zulfa Laila) melintasi medan peperangan dimana pun untuk berjualan dan mencari keuntungan.
Tiga kematian telah diramalkan Ibu Pemberani secara licik untuk menakuti anak anaknya. Celakanya, kematian memang memeluk Perkasa yang terbujuk makelar perang (Mohamad Sunjaya) untuk menjadi tentara dan mati dengan terjangan peluru. Jantan yang jujur pun tak kalah tertarik menjadi perwira keuangan lalu mati dengan sebelas peluru menancap di dada.
Tragisnya sang Ibu dalam tekanan tidak bisa mengakui mayat Jantan. Sedangkan Laila yang bisu direnggut kehormatannya oleh tentara dan ditembak saat sweeping besar-besaran. Tokoh seorang pelacur, Sepatu merah (Yani Mae) memberi bumbu dalam cinta, harga diri dan pengorbanan kepada Ibu pemberani.
Fathul A.Husein telah sukses mengemas pementasan dengan tragedi demi tragedi yang berkesinambungan membuat alur cerita mudah dicerna dan tidak tampak monoton. Setiap aktor memberikan keterlibatan elemen-elemen emosi rasa semangat, loyalitas, sedih, kehilangan dan tangis untuk menghadirkan suasana kehidupan dari wajah gelap perang secara nyata di atas ruang panggung.
Tak ayal, sekelumit pertanyaan memberondongi pikiran penonton seperti peluru, karena perang mempunyai daya tarik subjektif luar biasa, dari persoalan yang bernama bisnis dan perdagangan tetapi ternyata memberi efek luar biasa. Actors Unlimited kerap membuka mata pikiran dan hati, seperti persoalan realitas dalam kehidupan nyata layaknya perang disuguhkan di atas panggung teater untuk membenihkan paradigma baru dalam buah kritik dengan memandang sisi yang berbeda.
Perang tidak hanya soal kemenangan dan kekalahan, tetapi di dalamnya, begitu banyak hati yang perlahan kalah dan mati. Pesan nurani perdamaian itulah yang disampaikan selama dua jam pementasan.
Read More … Actors Unlimited dan Kegetiran Perang

Sekilas Teater Mandiri, by Putu Wijaya

Teater Mandiri didirikan di Jakarta pada 1971. Kata mandiri berasal dari bahasa Jawa, yang dipopulerkan oleh Professor Djojodigoena dalam kuliah sosiologi di Pagelaran, Yogyakarta, pada tahun 60-an. Artinya orang yang sanggup berdiri sendiri, namun juga bisa bekerjasama dengan orang lain. Kata itu nampak sangat dibutuhkan dalam pembangunan kepribadian/jatidiri bangsa,di era lepas dari penjajahan phisik namun masih digondel banyak hambatan secara mentalitas..
Mula-mula Teater Mandiri membuat pertunjukan untuk televisi (Orang-Orang Mandiri, Apa Boleh Buat, Tidak, Kasak-Kusuk, Aduh). Aduh dan Kasak-Kusuk walaupun sudah direkam tetapi tidak disiarkan karena situasi politik saat itu. Selanjutnya dengan lakon ADUH, pada 1974 Teater Mandiri mulai main di TIM. Sejak itu Teater Mandiri setiap tahun muncul di TIM dan Gedung Kesenian Jakarta (GKJ). Naskah yang pernah dipentaskan: Anu, Lho, Entah, Nol, Blong, Hum-Pim-Pah, Awas, Dor, Edan, Aum, Gerr, Los, Tai, Aib, Yel, Bor, Ngeh, Wah, War, Luka, Dar-Der-Dor, Zoom, Jangan Menangis Indonesia, Zetan, Zero, Cipoa) dll.
Semua naskah itu ditulis dan disutradarai oleh Putu Wijaya. Hanya satu kali teater Mandiri mmentaskan naskah lain, yakni The Coffin Is Too Big for The Hole karya Kuo Pao Kun (Singapura) untuk Festival Asia di Tokyo pada tahun 2000. Alasan Putu hanya memainkan naskahnya sendiri, adalah karena dia tidak hanya ingin menyutradarai pertunjukan tetapi juga menghasilkan naskah – sesuatu yang memang sedang diupayakan dalam kehidupan teater modern di Indonesia.
Naskah-naskah Teater Mandiri memang memiliki sesuatu yang khusus. Judulnya hanya satu kata. Karena dalam kata-kata seruan yang umumnya terdiri dari satu suku kata seperti wah, lho, dor dan sebagainya, tersimpan banyak rasa dan pengertian. Ambuitas kata-kata itu menimbulkan kelucuan, keanehann tetapi juga kedalaman bagi yang suka berpikir.
Tokoh-tokohnya rata-rata tidak bernama, bahkan tidak jelas latar belakangnya, sehingga hanya mirip seperti ide sana. Ini untuk mengantisipasi kemajemukan di In donesia yang meliputi banyak hal. Perbedaan bahasa, idiologi, agama, standar sosial, pendidikan dan sebagainya. Dengan membuat karakter seperti tokoh dongeng, lakon jadi netral, bisa diadaptasikan ke mana saja. Memang resikonya, lakon jadi tidak eksklusif.
Pertunjukannya Teater Mandiri cenderung menjadi seperti esei visual. Nyaris teater seni rupa. Jenis pertunjukan ini pernah sangat sukses waktu pertunjukan LHO di Teater Arena TIM. Tetapi dua pertunjukan visual yang tanpa naskah berikutnya (ENTAH dan NOL) tidaki diminati penonton, sehingga Teater Mandiri kembali kepada kata. Namun sejak 1991, karena menjadi utusan Indonesia di dalam KIAS , bermain di 4 kota Amerika yang tidak paham bahasa Indonesia dan Mandiri sendiri tak mampu memainkan lakon dalam bahasa Inggris, Teater Mandiri dengan pertunjukan Yel kembali pada elemen visual, sampai sekarang.
Biasanya, karena memang struktur naskahnya, sekali masuk pentas, pemain Teater Mandiri hampir tidak keluar lagi. Ini terjadi (sejarahnya) untuk menghindarkan pemain yang kebanyakan bukan aktor kehilangan konsentrasi dan ngeloyor main-main kie tempat lain. Jadi pertunjukan Teater Mandiri memang seperti sebuah peperangan. Cepat, keras dan padat. Paling banter sekitar 90 menit.
Sebagai kelompok, Teater Mandiri bukan sebuah organisasi tetapi adalah peguyuban. Tempat berlatih, bertemu dan mengembangkan diri. Bergabung dengan Teater Mandiri tak hanya untuk menjadi pemain teater, tetapi juga mengembangkan jati diri untuk memperoleh kemandirian. Egy Massadiah, salah seorang anggota Teater Mandiri kini sudah menjadi pengusaha muda yang sukses. Ia mengaku di dalam mengatur taktik dan strategi di dalam binis, ia mempraktekkan motto dan kiat kerja yang diopelajarinya waktu masih aktig di Teater mandiri.
Teater Mandiri memiliki 2 acuan dalam bekerja.
Pertama : “Bertolak Dari Yang Ada”. Maknanya adalah untuk mengajak anggotanya belajar untuk menerima, menghayati apa yang ada dan kemudian memanfaatkannya, mengotimalkannya untuk mencapai yang dikehendaki. Dengan dasar ini tak ada yang tak dapat menghentikan proses. Semua kelemahan diberdayakan menjadi kekuatan. Proses menjadi sangat penting, lebih penting dari hasil. Para pendukung diajak belajar bekerja gotong-royong sebagai sebuah tim yang kompak. Sebagaimana juga kehidupan, produk tidak pernah selesai, selalu berkembang dan tumbuh.
Kedua: “Teror Mental”. Teror mental adalah kegoncangan pada jiwa yang membangkitkan seseorang berpikir kembali, sehingga waspada. Bagi Teater Mandiri, tontonan tidak semata-mata bertujuan untuk menghibur. Bahwa tontonan memiliki fungsi menghibur memang dimanfaatkan. Tetapi yang hendak dikejar adalah mengguncang batin, sehingga tercipta pengalaman spiritual. Diharapkan baik dalam diri penonton, maupun para pendukung akan bangkit kesadaran baru. Teater yang memiliki berbagai aspek, dikembangkan secara maksimal untuk membentuk jatidiri.
Anggota Teater Mandiri dari berbagai kalangan. Mahasiswa/pelajar, pegawai negeri/karyawan, wiraswata, pengangguran, dosen/guru, bintang film/sinetron, tukang sapu, tukang parkir bahkan juga bekas narapidan, pemulung serta orang yang cacad tubuh.. Hanya sedikit aktor/pemain yang benar-benar pemain mau bergabung, sehingga Teater Mandiri pernah dijuluki people theater oleh seorang sutradara dari Taiwan. Di dalam Teater Mandiri keaktoran yang memerlukan “peran” kadangkala mengganggu, karena, naskah bisa dirombak dan dipreteli serta dialog dibagi-bagi seperti membagi tugas sesuai dengan desa-kala-patra.
Desa-kala-patra (tempat-waktu-suasana) adalah konsep kerja dalam kerifan lokal di Bali memang mendasari proses bekerja di Mandiri. Denga cara kerja Bertolak Dari Yang Ada, tak ada yang bisa menghalangi apa yang ingin dikerjakan, asalkan mengadaptasi desa-kala-patra secara kreatif. Bahkan konsep pun bila perlu akan kami langgar dan tolak sendiri, kalau memang sudah tidak sesuai/terbukti tidak benar lagi dari sudut desa-kala-patra. Apakah itu berarti tidak punya pendirian? Entahlah, kami hanya ingin tumbuh, berkembang dan hidup yang wajar, tidak terkekang oleh dogma-dogma yang salah atau kedaluwarsa.
Pada awalnya Teater Mandiri juga seperti teater-teater yang lain, menitikberatkan persembahan pada kata. Cerita dan tokoh-tokoh sangat penting. Konflik pun menjadi utama. Hanya saja bedanya, cerita di dalam Teater Mandiri yang khusus dibuat, adalah semacam karikatur atau dongeng. Penonton tidak diminta percaya pada apa yang terjadi di panggung (empati). Bahkan penonton diyakinkan bahwa apa yang terjadi di panggung adalah kepura-puraan yang diulebih-lebihkan. Yang dipentingkan adalah suasana. Orang banyak atau massa menjadi tokoh berhadapan dengan individu. Sementara individu sendiri adalah juga bagian dari kelompok.
Bagi Teater Mandiri yang penting bukan apa yang terjadi di panggung, tetapi apa yang kemudian terjadi di dalam sanubari penonton. Tontonan – itu istilah Teater Mandiri untuk menamakan penampilannya, adalah semacam anggur/tuak/berem. Akibat-akibat dari apa yang diminum itulah yang lebih penting. Teater mandiri percaya bahwa tontonan adalah sebuah spiritual yang memberikan pengalaman spiritual, baik pada penonton maupun pemain sendiri.
Dialog-dialog Teater Mandiri, blak-blakan, keras, kasar, tetapi selalu lucu. Menghindar dari mencerca/mengejek orang lain, sehingga kritikan-kritikan sosialnya kadangkala tidak jelas. Lebih mengarah pada dan menjadikan dirinya sendiri sebagai bulan-bulanan, sebagai provokasi untuk mengajak semua orang untuk mawas diri. Mungkin itu sebabnya, Teater Mandiri sampai sekarang tidak pernah berhubungan dengan “yang berwajib”
Pada tahun 1975 dalam pertunjukan LHO, tontonan diakhiri dengan mengundang penonton keluar. Lalu para pemain yang telanjang bulat di dalam gerobak sampah, dibuang ke kolam seperti limbah. Sementara di kolam beberapa orang kampung jongkok berak, membicarakan masalah-masalah politik. Untuk itu Gubernur Ali Sadikin marah. Putu pun dipanggik ke Komdak untuk ditanyai.
Ketika ditanya oleh wartawan apa reaksi Putu, Putu hanya menjawab, bahwa seandainya dia Gubernur dia juga akan melakukan persis seperti yang dilakukan oleh Ali Sadikin. Belakangan memang ketahuan bahwa Ali Sadikin sengaja mendahului marah untuk melindungi TIM,. Sudah lama TIM mau dijamah dan diawasi aparat, karena itulah satu-satunya tempat bebas yang tidak kena sensor saat itu.
Teater Mandiri sudah melakukan pertunjukan di Amerika (Wesleyan, CalArt, New York, Seatle), Jepang (Tokyo, Kyoto), Hong-Kong, Singapura, Taipeh, Hamburg, Cairo. Dan pada bulan Juni 2008 akan ke Praha dan Bratislava. Kolaborasi dan workshop selalu diupayakan di tempat kunjungan, sehingga teater menjadi peristiwa tukar pengalaman yang menumbuhkan pengertian. Jadi dalam pertunjukan juga terjadi proses pembelajaran buat para anggota Teater Mandiri sendiri.
Putu Wijaya sendiri sudah pernah menyitradarai pertunjukan di Amerika dan main di LaMaMa New York. Pada tahun 2004 Putu menyutradarai di Beograd. Bulan Juni 2007 diminta LaMaMa untuk menjadi instruktur para sutradara dalam lokakarya di Umbria, Itali. Dari pengalaman perjalanan itu, jelas sekali teater modern Indonesia memiiliki peluang untuk hadir di percaturan teater dunia..
Apa yang dipraktekkan oleh Teater Mandiri — yang sangat memuliakan kearifan lokal (Indonesia) – adalah salah satu langkah kecil untuk membuat sejarah teater dunia memperhitungkan bukan hanya teater tradisi Indonesia tetapi juga teater modern Indonesia yang merupakan kelanjutan dari teater tradisinya. Sejak tahun 90-an, Teater mandiri memang lebih banyak main di mancanegara, meskipun tetap berusaha minimal sekali setahun di Tanah Air.
Anggota Teater Mandiri yang masih aktip sekarang antara lain: Yanto Kribo, Alung Seroja, Ucok Hutagaol, Arswendy Nasution, Fien Hermini, Aguy Sabarwati, Diyas Istana, Bambang Ismantoro, Sukardi Djufri, Agung Anom Wibisana, Kleng Edy Sanjaya, Umbu LP Tanggela, Chandra, Rino, Dr Soegianto, Corin Danuasmara, Cobina Gillitt, Dewi Pramunawati, Putu Wijaya. Para artis yang pernah main di Mandiri: Warkop, Dewi Yull, Dewi Irawan, Rachael Mariam, Butet Kertaredjasa dan Rieke Dyah Pitaloka
Memang anggota Mandiri itu-itu juga. Yanto Kribo, misalnya sudah ikut Mandiri sejak 1974. Dalam pertunjukan War di Taipeh, seorang Professor bertanya, mengapa Mandiri tidak melakukan kaderisasi dan mempergunakan pemain-pemain muda. Putu menjawab: “Pertanyaan Anda seperti mau mengatakan bahwa umur adalah ukuran kekuatan. Orang-orang yang berumur ini jauh lebih kuat sekarang dibandingkan dengan ketika mereka pertama kali ikut saya. Kribo sekarang jauh lebih tangguh dari Kribo 30 tahun lalu! Di samping itu saya memang tidak memaksakan kaderisasi, karena itu tidak tak ada gunanya. Ini orang-orang datang sendiri pada saya dan pergi sendiri kalau mereka tidak butuh. Memang tidak banyak yang tertarik pada teater seperti Teater Mandiri. Kalau nanti benar-benar tidak ada lagi, ya apa boleh buat, saya akan main sendiri.”
Sejak pementasan ZAT pada tahun 1982, Teater Mandiri selalu didampingi Harry Roesly dan DKSB untuk musik. Harry Roesly sangat cocok dengan Putu. Seringkali tidak diperlukan latihan, langusng saja main. Kadang-kadang Harry menganggap gambar-gambar di pentas sebagai partitur dan sebaliknya sering Putu menganggap musik Harry Roesly sebagai naskah. Duo ini berkelanjutan sampai pertunujukan WAR 2004, karena kemdian Harry Roesly mendahului. Sampai sekarang Teater Mandiri belum mendapatkan gantinya.
Satu lagi pendukung setia Teater Mandiri adalah Rudjito. Penata artistik ini selalu berproses selama pertunjukan, sehingga “set” baru rampung sesudah pertunjukan berakhir. Pernah dalam pertunjukan DOR di Teater Arena, 2 hari sebelum pertunjukan, Rujito minta supaya set dibalik. Di dalam hati Putu marah sekali. Sebagai pemain utama yang memainkan peran Hakim, Putu jadi terpaksa membelakangi penonton terus-menerus. Tetapi karena merasa tertantang, Putu menyambut tantangan itu. Nyatanya memang lebih bagus.
Tantangan bagi Teater Mandiri memang buka halangan, tetapi kesempatan. Kendala bukannya menghambat, tetapi justru memberikan inspirasi untuk meloncat lebih tinggi sehingga menghasilkan surprise. Karena itu dalam masa penih kekangan di masa lalu, teater Mandiri tidak pernah merasa kebebasannya dipasung. Di mana ada halangan atau penindasan di situ ada pelung untuk berkelit. Teater Mandiri percaya, di setiap kegagalan selalu bersembunyi janji asal berani dan mau meraihnya.
Read More … Sekilas Teater Mandiri, by Putu Wijaya

Minggu, 29 November 2009

Menbudpar Jamin seni Budaya Terjaga

Jakarta, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, menjamin kesenian dan kebudayaan asli milik Indonesia akan tetap lestari."Sampai kapanpun juga," kata Jero Wacik di Jakarta, Senin (27/4/2009).Ia mengatakan, hal itu akan terealisasi sepanjang unsur seni dan budaya khas milik Indonesia masih melekat dengan ritual keagamaan yang ada.Jero mencontohkan hingga kini masih banyak seni dan budaya yang menjadi bagian dari upacara keagamaan, misalnya saja di Bali di mana tari-tarian tertentu masih merupakan bagian dari ritual agama Hindu."Begitu juga di daerah lain seperti di Aceh ada Tari Saman, di Jawa, di Kalimantan, dan lain-lain," katanya.Di samping itu, sampai detik ini, menurut dia, masih banyak anak-anak kecil usia 3-4 tahun sudah mulai melakukan karya budaya seperti tarian dan lukisan."Inilah juga yang membuat saya yakin seni dan budaya Indonesia akan tetap lestari," katanya.Menteri menambahkan, hingga saat ini juga masih banyak kelompok masyarakat yang gigih melestarikan seni dan budaya warisan nenek moyang di berbagai tempat di tanah air.Apalagi belum lama ini, survei lembaga tertentu membuat pihaknya bangga, di mana budaya menjadi pilihan tertinggi dari survei yang menanyakan hal apa yang paling dibanggakan warga negara Indonesia dari negaranya, Indonesia.
Read More … Menbudpar Jamin seni Budaya Terjaga

Sejarah Superman Is Dead

Superman Is Dead (disingkat SID) adalah sebuah grup musik dari Bali, bermarkas di Poppies Lane II - Kuta. Grup musik ini beranggotakan tiga pemuda asal Bali, yaitu: Bobby Kool sebagai gitaris dan vokalis, Eka Rock sebagi bassis, dan Jerinx sebagai drummer.
Pada awal mula kemunculan, sekitar akhir tahun 1995, SID terpengaruh gaya musik dari band-band asing seperti Green Day dan NOFX. Di kemudian hari, inspirasi musikal SID bergeser ke genre Punk 'n Roll à la grup musik Supersuckers, Living End dan Social Distortion.
Penggemar Superman Is Dead disebut Outsiders bagi yang laki-laki dan Lady Rose bagi yang perempuan.

Superman Is Dead yang biasanya dipanggil SID terbentuk pada tahun 1995. Awal mula terbentuknya SID (Superman Is Dead) dimotori oleh anggota band heavy metal thunder bernama Ari Astina sering dipanggil Jerinx yang ingin membentuk band baru. Dan drummer band new wave punk diamond clash Budi Sartika yg biasa dipanggil Bobby Kool yang ingin menjadi gitaris dan vokalis.
Jerinx dan Bobby bertemu di Kuta Bali. Kedua orang itu kemudian sepakat untuk membentuk sebuah band. Pada saat itu bass masih diisi oleh additional bassist bernama Ajuzt. Band mereka pada awalnya membawakan lagu-lagu dari Green Day.
Hari berganti hari datanglah personil baru yang bernama Eka Arsana panggilannya Eka Rock. Eka menjadi resmi sebagai personil SID. Dulu nama bandnya bukan Superman Is Dead tetapi Superman Is Silver Gun. Kemudian karena nama Superman Is Silver Gun kurang cocok bergantilah menjadi Superman Is Dead atau SID. Superman Is Dead mempunyai arti yaitu bahwa manusia yang sempurna hanyalah illusi belaka dan imajinasi manusia yang tidak akan pernah ada.


ALBUM S.I.D



Kuta Rock City



Kuta Rock City dirilis secara resmi pada Maret 2003 dibawah label Sony Music Indonesia. Dengan single-single andalannya yaitu Punk Hari Ini dan Kuta Rock City yang kental dengan pengaruh Green Day dan NOFX langsung membuat nama SID disejajarkan dengan band-band rock. Album perdana SID ini langsung melambungkan nama SID sebagai band pendatang baru terbaik.




The Hangover Decade
Album yang dirilis tahun 2004 ini merupakan penanda 10 tahun SID berdiri. Di album keduanya SID masih mengambil jalur Punk seperti pada album Kuta Rock City, Di Album ini SID kembali memasukkan beberapa lagu lamanya seperti Long Way to The Bar, TV Brain, dan Bad bad bad.







Black Market Love
Album ketiga ini terkesan lebih dewasa[rujukan?], dengan lirik yang bercerita tentang kemarahan alam, keserakahan manusia, keadaan sosial dan politik. Dengan memasukkan unsur-unsur alat musik seperti akordion, trompet dan keyboards, seperti pada lagu Bukan Pahlawan dan Menginjak Neraka. Album ini dirilis tahun 2006.



Angels & the Outsiders
Album keempat yang dirilis tahun 2009 pada mayor label ini mengesankan bahwa semakin dewasanya SID. Masih seperti album sebelumnya, SID tetap mengandalkan lirik sosial dan perlawanan terhadap penindasaan. Album kali ini SID masih memainkan musik punkrock dengan sentuhan rock n' roll. Album SID ini menuai keberhasilan. Salah satunya adalah SID berhasil diundang ke Warped Tour Festival di Amerika Serikat dan melaksanakan tour di beberapa kota di USA. Ini merupakan keberhasilan SID karena merupakan satu-satunya band Indonesia dan band kedua di Asia yang dipanggil ke Warped Tour walaupun album mereka tidak dirilis di USA.
Read More … Sejarah Superman Is Dead
  • Jelajah Indonesia
  • SUPERMAN IS DEAD

    RED MANGO INDONESIA

    SEKILAS PANDANG



    Saturday, December 5, 2009 = Denpasar (BEN n BERT ADRENALINE PARK Trial Games Competition). Tuesday, December 8, 2009 = Seminyak, Bali (Kudeta Staff Party (PRIVATE PARTY)

    Thursday, December 10, 2009 = Jakarta (MTV Studio Abbey Road)

    Saturday, December 12, 2009 = Jakarta (Perayaan Hari Hak Asasi Manusia 2009 "Menemuka...n Indonesia Dalam Perbedaan") Lokasi: TAMAN ISMAIL MARZUKI (TIM) Jl. Cikini Raya, Jakarta Pusat.



    PENGINGAT WAKTU

    SPESIFIKASI

     

    Followers

    Copyright © 2009 by Bagus Virgiawan
    Themes : Magazine Style by Blogger Magazine